-
Asu!
Nasib mengencingimu bertubi-tubi Air mata kering menjadi jejak keriput penuaan Kapitalis menghujani dengan iklan skin care Tapi tiada satupun yang peduli. Kamu sibuk memberi makan banyak mulut di rumahmu Sampai lupa bahwa egomu keroncongan Menjalani hari-hari hanya bermodal quotes motivasi Terima kasih sudah bertahan, katanya. Pajak melindas, pemerintah hanya bilang bukan urusan kami Kau berteriak…
-
Mengejar Pencapaian Sampai Kecapaian
Tahun ini saya depresi. Lagi. Entah kambuhan atau mungkin sebenarnya selama ini saya tidak pernah pulih dari depresi menahun? Orang-orang terdekat bertanya kenapa dan bagaimana? Saya hanya bisa menjawab mungkin karena saya kerap merasa tidak berharga. Setelah serangkaian terapi dan bantuan dari profesional, saya akhirnya bisa mempelajari apa saja yang membuat merasa tidak berharga. Karena…
-
Tentang 2021 dan Hal-Hal yang Harus Diikhlaskan Satu Per Satu
Hampir dua tahun, pandemi menyerang. Hampir dua tahun kita terus bertahan dalam ketidakpastian. Sejak akhir 2020, saya tidak lagi berani membuat rencana karena takut segalanya hanya akan berakhir jadi wacana. Saya memutuskan untuk mengikuti arus kehidupan dan membiarkan hidup memberikan saya kejutan. Tapi ternyata kejutan-kejutan di tahun ini melampaui batas ekspektasi dan ketahanan mental. Walau…
-
Andai Pandemi Berakhir
Aku akan… Rutin lari ke GBK bersama teman-teman Nonton konser band favorit yang selalu dahulu dilewatkan dengan alasan pekerjaan Berenang sambil berkontemplasi Mengundang teman-teman datang ke premiere filmku Nongkrong di warung indomie semalam suntuk sambil membicarakan lika liku kehidupan yang begini-begini saja Daftar beasiswa master yang sudah sejak lama tertunda Road trip bersama teman-teman Ajak…
-
Narasi Basi Film Romantis
Tahun 2020 ini, berbagai kabar buruk mendera tanpa ampun. Rasanya saya sudah tidak heran jika ada kabar Firaun bangkit dari kuburnya atau sekawanan alien datang menyergap tahun ini. Tanggal 5 Oktober kemarin, Omnibus Law ketok palu. Kepala saya migrain mendadak. Saya merasa butuh asupan keriaan. Kalau sudah begini saya memilih untuk menonton film-film romantis keluaran…
-
Memori Kayuhan Sepeda
Selalu ada yang pertama untuk segala hal, tapi sialnya kita tak selalu mengenang semua momen-momen itu. Hari ini, sebuah bacaan akhir pekan menggiring saya untuk membuka arsip salah satu momen pertama yang paling berkesan, yaitu ketika saya pertama kalinya bisa mengayuh sepeda roda dua. Rasanya kejadian itu bertepatan dengan dua minggu sebelum saya masuk sekolah…
-
Ruang Meraung
Sebelumnya saya pernah bercerita tentang betapa melelahkannya berjuang sendirian menghadapi depresi. Sekarang mungkin saya sudah pulih, tapi air mata saya seringkali meleleh setiap kali mendengar cerita teman-teman yang masih berjuang menghadapi kesedihannya sendirian. Dulu, kalau saya tidak punya teman, mungkin saya belum tentu mampu mengetik kata-kata ini hari ini. Maka saya menyadari benar betapa luar…
-
“Hidup Gue Ya Gini-Gini Aja.”
Pertanyaan paling susah sepanjang hidup bagi saya adalah ‘Apa kabar?’ karena kita dituntut untuk menyediakan ikhtisar kehidupan bagi mereka yang sudah lama tak bersua dan tak mengetahui proses kehidupan kita. Kebanyakan dari kita biasa menjawab pertanyaan itu dengan ‘baik-baik saja’, tanpa peduli apakah diri kita benar-benar ‘baik-baik saja’. Ada beberapa juga yang menjawab jujur tentang…
-
Vox Populi: Kerja Keras, Kerja Cemas
“Yang bikin capek kerja bukan aktivitasnya, tapi anxietynya,” itulah sebaris pernyataan teman saya, Riska Farina Amalia, yang ia tulis lewat tweetnya. Pertama kali melihatnya, saya langsung meretweet karena merasa Riska seperti menyuarakan kegelisahan saya selama ini. Saya merasa bahwa terkadang pekerjaan bisa saja mudah, tapi rasa cemas karena takut tidak bisa memberikan performa kerja terbaik membuat…
-
Menjemput Titik Terang
Di awal usia 20-an saya seringkali menganggap depresi sebagai lelucon belaka hingga tepat di usia 24 tahun saya mengalaminya sendiri. Percayalah depresi itu berat dan melelahkan sekali. Rasanya seperti melalui terowongan yang gelap, panjang, dan tiada ujungnya. Setiap hari saya lalui dengan menangis. Bahkan untuk tertidur nyenyak pun saya harus menangis sampai tak punya tenaga…